Kamis, 08 Desember 2011

Tugas : Insan Kompetitif Yang berorientasi global


 Ø  Pengertian
Insan yang kompetitif adalah insan yang berkepribadian unggul dan gemar akan keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangun dan pembina jejaring bersahabat dengan perubahan, produktif sadar mutu, berorientasi global dan pembelajaran sepanjang hayat.
Yang berorientasi global adalah yang bertujuan atau menitik beratkan perkembangan secara global/menyeluruh disegala bidang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Insan yang cerdas secara komprehensif meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas social, cerdas intelektual dan cerdas kinestis.
Cerdas Spiritual à mampu beraktualisasi diri melalui otak hati / kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan berkepribadian unggul.
Cerdas Emosional à mampu beraktualisasi diri melalui interaksi social yang membina dan memupuk hubungan timbal balik, demokratis empatik dan simpatik, menjunjung tinggi hak asasi manusia, ceria dan percaya diri, menghargai kebhenekaan, dalam bermasyarakat dan bernegara serta berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas Intelektual à mampu beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, aktualisasi insan intelektual yang kritis kreatiof dan imajinatif.
Cerdas Kinestis à mampu beraktualisasi melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, budaya tahan, sigap, terampil.

Ø  Konteks / Penerapan Pembelajaran
Menerapkan standar ialah mendefinisikan mutu melalui penjabaran visi, misi, tujuan sekolah pada berbagai indikator operasional dan peruntuan kriteria keberhasilan. Misalnya pada visi sekolah tercetus niat mengembangkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang dapat menjadi kader pemimpin bangsa di masa depan. Sekolah menetapkan salah satu ciri utama kader kepemimpinan itu dalam bentuk kompetensi menetapkan keputusan-keputusan dalam pelaksanaan diskusi, maka sekolah mengembangkan model-model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Untuk melahirkan insan kompetitif yang berorientasi global maka pengembangan profesionalisme pendidikan dan peningkatan kompetensi pedagogik pendidik maka yang harus ditingkatkan adalah efektifitas penggunaan multi media  metode bervariasi dan strategi pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi siswa agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Dengan penerapan metode  pengajaran baru (inovatif) yang diyakini dapat memecahkan masalah belajar siswa. Penggunaan media baru (inovasi ) dapat mengikuti perkembangan iptek secara menyeliruh.
Untuk mewujudkan Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif perlu ditetapkan strategi dan program yang efektif antara lain dengan meningkatkan keprofesionalan  dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan standar nasional dan global. Di dalam proses pembelajaran seorang guru perlu dipakai untuk keputusan-keputusan misalnya metode apa yang harus dipakai untuk mengajar, alat-alat apakah yang diperlukan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar yang baik dalam proses pembelajaran tidak akan menggunakan hanya satu metode tetapi penggunaan lebih dari satu metode secara bervariasi.

Ø  Cara Mengevaluasi
Upaya merekontruksi sistem evaluasi dalam mata pelajaran yang telah berlangsung, untuk mengarah pada sistem evaluasi yang ideal dalam mata pelajaran yang memperhatikan :
1.   Pencapaian ranah kognitif, psikomotor dan efektif secara proporsional sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan teori pembelajarannya.
2.      Memperhatikan pencapaian kecerdasan spiritual emosional sosial intelektual dan kisnestis sebagai murturant effect.
3.      Mempertimbangkan penggunaan paper and pencils test dan alternatif assismen secara proporsional sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
4.      Pola pengelolaan hasil evaluasi yang adil dengan pertimbangan peran guru dengan penilaian kelasnya.


Ø  Tindak Lanjut Sehari-hari
Untuk menghasilkan Insan Indonesia yang kompetitif yang berorientasi global maka program-program yang berkaitan dengan uilmu pengetahuan dan teknologi harus dikenalkan pada anak sejak dini baik dalam pendidikan formal, non Formal dan informal yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat berupaya untuk memberikan pelayanan prima pendidikan agar tersedia secara merata, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas / bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan masyarakat dan dunia kerja, setara bagi seluruh warga negara serta berupaya memberikan kepastian bagi warga negara mengenyam pendidikan sebagai hak warga negara Indonesia.
Pendidikan belum banyak memberi kontribusi optimal dalam pembentukan karakter peserta didik. Perilaku siswa bukan hanya ditentukan oleh pendidikan yang diterima dari sekolah tetapi pendidikan di keluarga dan masyarakat sangat memegang peran yang penting. Oleh karenanya pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara terprogram dan sistematis mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan mengintegrasikan muatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, untuk menghasilkan Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.

Rabu, 23 November 2011

Masyarakat Tradisional, Masyarakat Transisi, Masyarakat Modern, masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

A. Masyarakat Tradisional
1. Pengertian Masyarakat Tradisional
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat tradisional ? Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandangnya.
Secara umum desa memiliki 3 unsur, yaitu :
1) Daerah dan letak, yang diartikan sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi dan batas-batasnya yang merupakan lingkungan geografis;
2) Penduduk; meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian yang sebagian besar bertani, serta pertumbuhannya.
3) Tata kehidupan; meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan warga desa.
Ketiga unsur dari desa tersebut tidak lepas satu sama lain, melainkan merupakan satu kesatuan
Secara sosiologis pengertian desa memberikan penekanan pada kesatuan masyarakat pertanian dalam suatu masyarakat yang jelas menurut susunan pemerintahannya. Bila kita amati secara fisik, desa diwarnai dengan kehijauan alamnya, kadang-kadang dilingkungi gunung-gunung, lembah-lembah atau hutan, dan umumnya belum sepenuhnya digarap manusia.

Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya, adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya.

Namun demikian, perlu kita pahami bahwa tidak semua masyarakat desa dapat kita sebut sebagai masyarakat tradisional, sebab ada desa yang sedang mengalami perubahan ke arah kemajuan dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama. Jadi, masyarakat desa yang dimaksud sebagai masyarakat tradisional dalam pembahasan ini adalah mereka yang berada di pedalaman dan kurang mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan kota.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional
Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan mereka terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu.
Jadi, masyarakat tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu :
1) Hubungan langsung dengan alam, dan
2) Kehidupan dalam konteks yang agraris.
Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
1) Ketergantungan terhadap alam,
2) Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan
3) Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta struktur pemilikan dan penggunaan tanah.

B. Masyarakat Transisi
1. Pengertian Masyarakat Transisi
Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.
2. Ciri-Ciri Masyarakat Transisi
Ciri-ciri masyarakat transisi :
a. Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari tenaga kerja pertanian ke sektor industri
b. Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan yang meningkat.
c. Mengalami perubahan ke arah kemajuan
d. Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
e. Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
f. Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

C. Masyarakat Modern
1. Pengertian Masyarakat Modern
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat modern ? masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.
Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan. Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat modern, sebab banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang yang tidak jelas pekerjaan dan tempat tinggal.
2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern
Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan mereka dalam menunjang kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat kota yang hidupnya mengalami gejala modernisasi umumnya hidup dari sektor industri, selain itu mereka juga hidup dari sektor perdagangan kepariwisataan, dan jasa lainnya. Jadi, kota yang sebagian besar warganya terlibat dalam kegiatan itu disebut kota industri. Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi segi-segi kehidupan sosial masyarakat modern antara lain mempengaruhi pembentukan sistem pelapisan sosial, organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan segi-segi kehidupan lainnya yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern.

D. Masyarakat Pedesaan
1. Pengertian Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan ialah masyarakat yang mendiami suatu wilayah tertentu yang ukurannya lebih kecil dari wilayah kota. Masyarakat desa adalah bentuk persekutuan abadi antara manusia dan institusinya dalam wilayah setempat yaitu tempat mereka tinggal di rumah-rumah pertanian yang tersebar dan di kampung yang biasanya menjadi pusat kegiatan bersama. Sering disebut dengan masyarakat pertanian / pedesaan.
2. Ciri-Ciri Masyarakat Desa
Roucek – Warren
Ciri-ciri desa adalah :
- Kelompok primer merupakan kelompok dominan
- Hubungan antarwarga bersfiat akrab dan awet
- Homogen dalam berbagi aspeknya
- Mobilitas sosial rendah
- Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi
- Proporsi anak lebih besar
Mayor Polak
- Bersifat kekeluargaan
- Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah
- Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)
Bauchmant
- Jumlah penduduk kecil
- Sebagian besar penduduk dari pertanian
- Dikuasai alam
- Homogen
- Mobilitas rendah
- Hubungan intim
Talcott Parson
Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong.
- Bersifat kolektif dalam pembagian dan pengerjaan tanah.
- Bersfiat kesatuan ekonomis , yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi)
Bauchmant
- Jumlah penduduk kecil
- Sebagian besar penduduk hidup dari pertanian
- Dikuasai alam
- Homogen
- Mobilitas rendah
- Hubungan intim
Talcott Parson
Afektifitas : hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan. Wujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang lain.
Orientasi kolektif : meningkatkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak (enggan) berbeda pendapat
Partikularisme : semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk tempat atau daerah tertentu saja, perasaan subjektif, rasa kebersamaan
Askripsi : berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang disengaja, tetapi lebih merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keharusan
Kekaburan (Diffusenses) : sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antarpribadi, tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit (tidak to the point).
3. Tipologi Perkembangan Desa
Perkembangan desa mengikuti pola sebagai berikut :
1) Desa Tradisional (Pradesa)
Pada masyarakat suku terasing yang masih bergantung pada alam (cara bercocok tanam, cara memasak makanan, cara pemeliharaan kesehatan) kondisi masyarakat relatif statis tradisional masyarakat tergantung pada keterampilan dan kemampuan pemimpin (kepala suku).
2) Desa Swadaya
Sudah mampu mengolah alam untuk mencukup kebutuhan sendiri sudah mengenal sistem iritasi sehingga tidak tergantung curah hujan.
3) Desa Swakarsa (Desa peralihan)
Sudah menuju ke arah kemajuan benih-benih demokrasi sudah mulai tumbuh 9tidak lagi tergantung pada pemimpin) mobilitas sosial sudah mulai ada baik vertikal maupun horizontal.

4) Desa Swasembada
Masyarakat sudah tergolong maju sudah mengenal mekanisasi dan teknologi ilmiah partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan sudah efektif.

E. Masyarakat Perkotaan
1. Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.
2. Ciri – Ciri Masyarakat Kota
a. Ciri – Ciri Kehidupan Masyarakat Kota Sebagai berikut :
- Pembagian kerja sudah terspesialisasi dengan jelas
- Organisasi sosial lebih berdasar pada pekerjaan dan kelas sosial daripada kekeluargaan
- Lembaga pemerintahan lebih maju berdasar teritoritum daripada kekeluargaan t
- Terdapat sistem perdagangan dan pertukaran
- Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap
- Berteknologi yang rasional.
b. Ciri-ciri masyarakat kota menurut Talcott Parson antara lain :
- Netralitas efektif, memperhatikan sikap netral, mulai sikap acuh tak acuh sampai tidak memperdulikan jika menurut pendapatnya tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan pribadinya.
- Orientasi diri, menonjolkan kepentingan pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasa tidak cocok atau diasakan melanggar kepentingannya
- Universalisme, berpikir objektif, menerima segala sesuatu secara objektif
- Prestasi, suka mengejar prestasi, karena prestasi mendorong orang terus maju.
- Spesifitas, menujukkan sesuatu yang jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi, maksudnya niat dinyatakan secara langsung (to the point).
 

Selasa, 22 November 2011

Skripsi, tesis,disertasi

Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah karya ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3. Pada dasarnya cara penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi adalah sama, bedanya semakin tinggi tingkatannya, maka semakin banyak fakta-fakta dan teori-teori yang harus dirujuk sebagai dasar penelitian, dan juga cara penyajiannya mulai dari hanya mendeskripsikan suatu obyek penelitian sampai dengan menghasilkan suatu teori berdasarkan fakta-fakta empiris. Banyak mahasiswa yang sedang menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi memilih untuk menunda-nunda proses penyusunan proposal penelitiannya atau bahkan tidak menyelesaikan Skripsi, Tesis, dan Disertasinya karena tidak tahu harus mulainya darimana atau sudah jenuh dengan revisi yang tak kunjung selesai atau tidak mempunyai waktu, misalnya karena sambil bekerja. Sebenarnya yang menjadi kendala dalam penyusunan suatu proposal penelitian adalah : (1) Komitmen yang kurang kuat pada diri sendiri untuk mau memulai menyusun proposal penelitian; Jangan takut salah! "Orang yang SUKSES adalah orang yang pernah membuat KESALAHAN; Tidak ada orang yang SUKSES tanpa mengalami suatu KESALAHAN", (2) Kesulitan dalam menentukan masalah yang akan diteliti atau yang ingin diketahui lebih lanjut, sebagai titik awal untuk menyusun suatu proposal penelitian, (3) Tidak mempunyai referensi yang cukup terkait dengan topik penelitiannya, dan (4) Kurang pengalaman dalam menulis karya ilmiah sehingga sulit untuk menguraikan pendapatnya dalam bentuk tulisan; Perlu latihan dan jangan takut salah!. Oleh sebab itu mudah-mudahan Pedoman Praktis Penyusunan Usulan Penelitian/ Proposal Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang singkat ini minimal dapat memberikan pencerahan bagi Anda.Semoga Bermanfaat... dan TETAP SEMANGAT!.

Salam SUKSES MULIA!

Menentukan Masalah

Setiap penelitian harus bertolak dari suatu masalah. Penelitian dilakukan justru karena adanya masalah. Tanpa masalah penelitian tidak perlu dilakukan. Artinya masalah merupakan syarat mutlak bagi suatu penelitian. Kemudian penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Namun dalam praktiknya untuk menggali dan menentukan masalah untuk keperluan penyusunan proposal penelitian seringkali tidak mudah. Pada umumnya mahasiswa menghadapi kesulitan untuk memetakan sekalipun sudah jelas-jelas tampak di depan mata. Artinya, mahasiswa seringkali tidak mampu melihat dan memahami gejala-gejala yang ada di sekitarnya sebagai masalah.
Ketika Anda hendak menyusun proposal penelitian, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menentukan masalah. Masalah dapat mengemuka dalam bentuk kinerja, produktivitas, prestasi kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja karyawan/ pegawai perusahaan atau instansi pemerintah yang menurun atau belum optimal. Masalah bisa pula tampak dalam bentuk pelayanan karyawan/ pegawai perusahaan/ instansi yang menurun atau belum optimal, pelanggan yang tidak puas atau prestasi dan motivasi belajar siswa yang surut. Intinya dalam masalah terdapat gejala-gejala yang mengindikasikan adanya penurunan, kemunduran, kemerosotan, atau paling tidak belum sesuai dengan harapan, standar, atau kriteria yang digunakan/dibakukan.
Contohnya :
  • Karyawan yang datang ke kantor sering terlambat, mengambil waktu istirahat melebihi jam istirahat, pulang lebih cepat, dan sering mangkir tanpa alasan yang jelas. Ini mengindikasikan adanya gejala-gejala aktual rendahnya motivasi kerja atau kinerja karyawan.
  • Siswa yang nilai raportnya menurun adalah indikasi dari masalah yang terkait dengan motivasi belajar siswa.
  • Guru mengajar dengan output lebih dari 50% siswanya tidak lulus adalah gejala yang mengarah pada masalah motivasi mengajar atau kinerja guru.
  • Karyawan di suatu instansi yang korup adalah indikasi adanya masalah yang terkait dengan kinerja karyawan dalam hubungannya dengan spiritualitas, kecerdasan emosional, pengawasan, atau budaya organisasi.
Jadi dapat menggunakan indikasi penurunan, kemunduran atau kemerosotan tersebut untuk melihat adanya masalah. Jika tidak ada gelaja yang mengarah ke indikasi tersebut, maka dapat melihat dari sisi yang lain, yaitu ketidakmampuan dalam mencapai atau memenuhi standar, kriteria atau harapan.

Proses Penelitian Kuantitatif : Klik Gambar Untuk Memperbesar

Latar Belakang Masalah

Jika sudah mementukan masalah, langkah berikutnya menggali latar belakang dari masalah yang akan Anda teliti. Latar belakang menguraikan tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau mendorong munculnya masalah. Oleh karena itu penyajian latar belakang harus dimulai dari masalah yang akan diteliti, kemudian disusul sejumlah faktor atau variabel yang memiliki peluang menyebabkan munculnya masalah. Sebagai pembukaan pada umumnya diutarakan dahulu mengenai rasional atau alasan mengapa kita tertarik atau perlu meneliti masalah tersebut. Alasan ini biasanya terkait dengan fakta empirik atau kajian teroritik. Untuk mudahnya ikuti langkah-langkah berikut secara berurutan dalam menyusun atau menyajikan latar belakang :
  • Uraikan mengenai alasan yang mendorong meneliti masalah tertentu. Jika yang diteliti misalnya kinerja pegawai, maka utarakan bahwa kinerja pegawai sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan organisasi, terutama dalam menghadapi iklim kompetisi yang semakin ketat pada era globalisasi.
  • Paparkan gejala-gejala aktual di lokasi penelitian yang menunjukkan menurunnya kinerja pegawai. Perkuat dengan acuan teoritik yang menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut merupakan bagian dari kinerja yang buruk atau setidaknya kurang optimal.
  • Sajikan beberapa faktor atau variabel yang menurut teori potensial mendorong terjadinya penurunan kinerja Misalnya : motivasi dan kompensasi kerja. Tunjukkan keterkaitan faktor-faktor atau variabel-variabel tersebut dengan kinerja.
  • Sebagai penutup, ketengahkan tentang keterkaitan dan perlunya meneliti masalah tersebut (kinerja) ditinjau dari perspektif faktor-faktor atau variabel-variabel penyebabnya (motivasi dan kompensasi kerja).

Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang mungkin menyebabkan timbulnya suatu masalah. Dalam kasus kinerja pegawai, bukan hanya terkait dengan motivasi dan kompensasi kerja, tetapi juga kepemimpinan, supervisi/pengawasan, iklim organisasi, budaya organisasi, iklim komunikasi organisasi, lingkungan kerja, pelatihan, kepuasan kerja, semangat kerja, etos kerja, kedisiplinan, kecerdasan emosional, manajemen stress, kondisi fisik, dan lain-lain.
Idealnya, ketika kita meneliti tentang masalah kinerja, semua faktor tersebut kita teliti. Namun, karena sejumlah keterbatasan yang kita miliki, misalnya waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan, maka tidak semua faktor tersebut dapat kita teliti. Oleh karena itu, sesuai dengan jenjang pendidikan kita (S1, S2 atau S3), kita hanya meneliti sebagian kecil saja dari faktor-faktor tersebut.
Walaupun demikian, untuk kepentingan penyusunan proposal penelitian kita, semua faktor tersebut dapat diidentifikasi sebagai masalah, satu per satu. Makin banyak identifikasi masalah yang kita lakukan, makin baik. Untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, gunakan acuan teoritik yang terkait dengan kinerja. Perhatikan faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai, lalu jadikan faktor-faktor tersebut sebagi identifikasi masalah.
Selama ini ada 2 (dua) versi penyajian identifikasi masalah. Ada yang menyajikan dalam bentuk pertanyaan, dan ada pula yang menyajikan dalam bentuk pernyataan. Keduanya memiliki rasional masing-masing. Tetapi Anda tidak perlu bingung. Gunakan salah satu yang sesuai dengan ketentuan penyusunan proposal yang berlaku di fakultas atau universitas tempat Anda kuliah.

Pembatasan Masalah

Jika hendak menyusun proposal penelitian untuk penulisan disertasi, harus memasukkan semua faktor tersebut kedalam paket identifikasi masalah, bahakan perlu ditambah faktor lain yang baru. Tetapi, jika mau menyusun proposal skripsi atau tesis, tidak perlu memasukkan semua faktor tersbut. Gunakan saja beberapa yang paling relevan dengan masalah yang akan diteliti. Pertimbangkan segenap keterbatasan, khususnya tenaga, waktu, biaya, dan kemampuan teoritik dan metodologis. Pembatasan masalah minimal mencakup dua hal : (1) Lokasi/Obyek Penelitian :Hal ini berkaitan langsung dengan tempat yang dijadikan obyek penelitian, misalnya : perusahaan, instansi pemerintah, sekolah, pesantren, masjid, gereja, pasar/mall, dan lain-lain. (2) Variabel atau Fokus Penelitian :Hal ini berkaitan dengan variabel-variabel atau dokus penelitian yang akan diteliti.Jadi dalam pembatasan masalah, 2 (dua) unsur tersebut harus terpenuhi. Sebagai gambaran dapat diberikan contoh untuk penelitian mengenai kinerja pegawai PT. X sebagai berikut :
”Seperti diuraikan diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai sangat banyak. Padahal, dalam waktu yang sama, penulis memiliki sejumlah keterbatasan, terutama waktu, biaya, tenaga dan kemampuan akademik. Menyadari kondisi tersebut dan terutama sesuai dengan kaidah keilmuan, maka permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada masalah pengaruh motivasi dan kompensasi kerja terhadap kinerja pegawai PT. X”.
Dalam contoh ini, unsur pertama diwakili oleh PT. X, sedangka unsur kedua diwakili oleh variabel-variabel motivasi, kompensasi dan kinerja pegawai.

Perumusan Masalah

Apabila sudah berhasil membatasi masalah dengan tepat, maka langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah harus sesuai dan sinkron dengan pembatasan masalah dan disajikan dalam bentuk pertanyaan. Dengan merujuk pada contoh pembatasan masalah diatas maka dapat diberikan contoh rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X?
  2. Apakah terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT.X?
  3. Apakah terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X?
Atau dalam versi lainnya :
  1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. X?
  2. Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT.X?
  3. Apakah secara bersama-sam motivasi dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai PT. X?
Atau kalau judulnya mengenai Hubungan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
  1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai PT. X?
  2. Apakah terdapat hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai PT. X?
  3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi dan kompensasi secara bersama-sama dengan kinerja pegawai PT. X?
Banyak variasinya dalam menyajikan perumusan masalah. Anda pilih saja salah satu yang paling sesuai dengan selera perguruan tinggi tempat Anda kuliah. Ada kalanya Anda tidak puas pada selera perguruan tinggi tempat Anda kuliah, tetapi sebagai mahasiswa Anda tidak dapat berbuat banyak. Sebagai bagian dari civitas akademika. Anda harus mengikuti aturan main yang berlaku di perguruan tinggi tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian yang sudah diformulasikan dalam bentuk rumusan masalah.
Contohnya :
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk :
  • Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Mengetahui pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X
Atau kalau rumusan masalahnya mengenai Hubungan, maka tujuan penelitiannya sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk :
  • Mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai PT. X
  • Mengetahui hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai PT. X
  • Mengetahui hubungan antara motivasi dan kompensasi secara bersama-sama dengan kinerja pegawai PT. X

Kegunaan/Manfaat Penelitian

Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
Contohnya :
Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-kurangnya diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :
  • Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X.
  • Manfaat praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi PT. X dalam meningkatkan kinerja pegawainya, khususnya melalui perspektif motivasi dan kompensasi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat dengan dua tujuan. Pertama, sebagai guidance bagi penulis untuk menyusun bab-bab yang belum terselesaikan, yaitu bab dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam menyimak dan memahami keseluruhan bagian skripsi, tesis atau disertasi.

Contoh Sistematika Penulisan :

PENELITIAN KUANTITATIF

BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah : berupa pengantar mengenai arti penting topik tersebut untuk diteliti, alur berpikir hingga muncul permasalahan, yang diakhiri oleh perumusan masalah yang berbentuk kalimat tanya
B. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakannya penelitian tersebut
C. Manfaat Penelitian : berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Variabel terikat / kriterium : berisi pengertian atau defmisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
B. Variabel bebas / prediktor : berisi pengertian atau definisi variabel tsebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
C. Subjek Penelitian : untuk menggambarkan subjek penelitian -- berisi pengertian, karakteristik dsb) mengenai subjek penelitian (misal : remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersil, dsb)
D. Hubungan antara Variabel A dengan B atau Perbedaan pada variabel A berdasarkan variabel B : berupa dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara variabel A clan Variabel B (baik berupa hubungan, pengaruh, atau perbedaan), sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis
E. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi variabel-variabel penelitian : berisi variabel apa saja yang ada dalam penelitian tersebut
B. Definisi operasional variabel-variabel penelitian : bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur) & penilaian alat ukur (semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi .......)
C. Subjek penelitian : berisi karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, juga diberi penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling yang digunakan

D. Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data dan setiap alat ukur yang digunakan perlu dijelaskan
E. Validitas dan reliabilitas alat pengumpul data : berisi pengertian mengenai konsep validitas dan reliabilitas serta teknik yang dilakukan. Jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan reliabilitasnya harap ditulis.
F. Teknik analisis data : teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian dan hasil tambahan lainnya.
B. Saran : saran untuk subjek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk penelitian selanjutnya

Daftar Pustaka
Lampiran


PENELITIAN EKSPERIMEN

BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah : berupa pengantar mengenai arti penting topik tersebut untuk diteliti, alur berpikir hingga muncul permasalahan & diakhiri oleh perumusan masalah yang berbentuk kalimat tanya
B. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakannya penelitian tersebut
C. Manfaat Penelitian : berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Variabel terikat : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
B. Variabel bebas : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
C. Subjek Penelitian : untuk menggambarkan subjek penelitian -- berisi pengertian, karakteristik dsb) mengenai subjek penelitian (misal : remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersil, dsb)
D. Pengaruh / efektivitas variabel bebas terhadap (untuk meningkatkan) variable terikat : berupa dinamika yang menggambarkan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat pada subjek penelitian (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol), sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis
E. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi variabel penelitian : berisi variabel apa saja yang ada dalam penelitian tersebut
B. Definisi operasional variabel penelitian : bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur) & penilaian alat ukur
C. Subjek penelitian : berisi karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian.
D. Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data dan setiap alat ukur yang digunakan perlu dijelaskan
E. Validitas dan reliabilitas alat ukur : berisi pengertian mengenai konsep validitas dan reliabilitas serta teknik yang dilakukan. Jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan reliabilitasnya harap ditulis.
F. Rancangan Eksperimen : menggambarkan rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian
G.Teknik analisis data : teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian dan hasil tambahan lainnya.
B. Saran : saran untuk subjek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk penelitian selanjutnya

Daftar Pustaka
Lampiran


PENELITIAN KUALITATIF

BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah : berisi pengantar mengenai alasan topik tersebut diteliti dan signifikansi masalah
B. Pertanyaan Penelitian : berupa perumusan masalah yang berbentuk kalimat tanya (mengapa, bagaimana)
C. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakannya penelitian tersebut
D. Manfaat Penelitian : berisi manfaat teoritis dan manfaat praktis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Fokus Penelitian (konsep) 1 : berisi pengertian atau definisi konsep tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari konsep tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep tersebut, faktor¬faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
B. Fokus penelitian (konsep) 2 (jika menggunakan 2 konsep) : berisi pengertian atau definisi konsep tersebut, a5pek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari konsep tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep tersebut, faktor¬faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya
C. Dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara konsep 1 dan konsep 2 (jika menggunakan 2 konsep)
D. Hipotesis (jika mengajukan hipotesis)

BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek penelitian : berisi karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian dan jumlah subjek yang akan diteliti
B. Tahap-tahap penelitian : berisi gambaran mengenai tahap persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian
C. Teknik pengumpulan data : gambaran mengenai teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data
D. Instrumen Penelitian : alat bantu yang digunakan di dalam penelitian
E. Keabsahan dan keajegan penelitian : berisi pengertian dan gambaran mengenai konsep keabsahan (validitas - dimana didalamnya termasuk triangulasi data) dan keajegan (reliabilitas - termasuk cek dan ricek) dalam penelitian kualitatif

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian dan hasil temuan lainnya.
B. Saran : saran untuk subjek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk peneliti selanjutnya

Daftar Pustaka
Lampiran (termasuk pedoman wawancara, pedoman observasi, verbatim)

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka harus menguraikan perkembangan teoritis dari awal pemunculan sebuah teori hingga perkembagannya terkini (pada masa sekarang), dan diberikan apresiasi berupa kekurangan dan kelebihan, serta relevansinya dengan topik penelitian yang diteliti. Dalam tinjauan harus ada unsur definisi dan dimensi/indikator. Tip dalam mempermudah mendapatkan bahan-bahan yang relevan dan terpilih adalah sebagai berikut :
  • Cari jurnal ilmiah yang variabelnya sama dengan variabel yang akan digunakan dalam proposal penelitian, disitu akan menemukan teori-teori yang relevan dan terpilih.
  • Baca tesis atau disertasi yang variabelnya sama dengan variabel yang akan diteliti dalam proposal penelitian, disistu akan memperoleh bahan-bahan yang berharga dan relevan.
  • Beri tanda khusus pada bagian-bagian dari jurnal, tesis atau disertasi yang akan dikutip dengan tidak lupa mencatat sumber aslinya.
  • Seleksi bahan-bahan yang diperoleh lalu himpun per variabel, bagian, sub-bagian dan seterusnya hingga bagian terkecil.
  • Gunakan bahan-bahan tersebut sesuai kebutuhan, urutan, dan prioritas penggunaannya.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka pemikiran, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili masalah penelitian. Jika hendak diteliti adalah masalah kinerja pegawai dalam hubungannya dengan motivasi dan kompensasi, maka penyajiannya dimulai dari teori kinerja lalu dikaitkan dengan teori motivasi. Keterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori atau penelitian tedahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya.
Jika konstelasi hubungan antara kinerja dan motivasi sudah terbangun dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah merangkai konstelasi hubungan antara kinerja dengan kompensasi, dengan persyaratan teoritis serupa. Artinya, konstelasi hubungan atar keduanya juga harus diperkuat teori atau penelitian terdahulu.
Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya disajikan konstelasi hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian. Jika akan meneliti pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai, maka dapat gambarkan secara bagan konstelasi tersebut.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara sehingga masih memerlukan pembuktian (Hadi, 2002:63). Hipotesis dinyatakan dalam bentuk ’pernyataan’ dan sinkron dengan rumusan masalah.

Bentuk-bentuk hipotesis :
Hipotesis Null :
  • Ho:Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Ha:Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Ho:Tidak terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Ha:Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Ho:Tidak terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Ha:Terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X
Hipotesis Kerja :
  • Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai PT. X
  • Terdapat pengaruh motivasi dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai PT. X

Metode Penelitian

Metode penelitian secara tersirat dapat memberikan gambaran mengenai pendekatan, tipe, jenis atau desain dari suatu penelitian. Metode penelitian yang populer : metode survey, pada umumnya digunakan untuk jenis penelitian deskriptif, asosiatif maupun komparatif.


Teknik Pengambilan Sampel

Jika populasi kurang dari 100 orang dan mudah dijangkau sebaiknya digunakan teknik pengambilan sampel sensus atau sampel jenuh. Jika populasi relatif besar dapat digunakan teknik pengambilan sampel sebagai berikut :
  • Acak sederhana (simple random), apabila semua anggota populasi diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
  • Proporsional (proportional), apabila karakteristik populasi terdiri dari kategori, kelompok atau golongan yang setara atau sejajar.
  • Stratifikasi (stratified), apabila populasi terdiri atas kategori-kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki susunan bertingkat.
  • Purposif (purposive), apbila pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasinya.
  • Kuota (quota), apabila penentuan jumlah sampel dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan.
  • Kluster (cluster), apabila pemilihandan penentuan sampel didasarkan pada kelompok-kelompok individu, bukan pada individu.
  • Insidental, apabila penentuan sampel didasarkan pada faktor kebetulan yang dijumpai peneliti pada saat melakukan penelitian.
  • Bertahap (multistage), apabila pengambilan sampel dilakukan dua tahap atau lebih sesuai dengan kebutuhan, baik dengan menggunakan metode yang sama maupun berbeda.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan :
1. Studi Lapangan :
  • Kuesioner/Angket. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari varibel penelitian yang harus direspon oleh responden.
  • Wawancara. Wawancara dapat dilakukan secara : (1) Terbuka (open-ended), peneliti bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa yang ada, (2) Terfokus (responden diwawancarai dalam waktu yang pendek), dan (3) Terstruktur (menggunakan pertanyaan yang terstruktur).
  • Observasi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empiris yang tampak (kasat mata).
  • Dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto, atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.
2. Studi Pustaka
  • Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku, jurnal, majalah, koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang umum digunakan, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi variabel penelitian, antara lain dengan cara melihat skor minimum, skor maksimum, jangkauan (range), mean, median, modus, standar deviasi dan variansnya yang dilengkapi dengan tabel frekuensi berikut histogramnya.
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membangun generalisasi penelitian. Formula dan rumus statistik disesuaikan dengan jenis penelitiannya : asosiatif atau komparatif.
HotelsCombined.com - Search and Compare Hotel Prices for any city
HotelsCombined.com - Search and Compare Hotel Prices for any city